Messerschmitt Bf-109, Pesawat Tempur Andalan Pilot Jerman!

Bf 109

Messerschmitt Bf 109 adalah pesawat tempur Jerman di Perang Dunia ke II yang dirancang oleh Willy Messerschmitt pada tahun 1930-an. Pesawat itu termasuk salah satu pesawat tempur modern pada jamanya dengan konstruksi metal, kokpit tertutup, dan roda pendaratan yg bisa dibuka-tutup. Bf 109 diproduksi sebanyak 30.573 unit (dalam kurun waktu dari September 1939 s/d May 1945) yg merupakan 47% dari seluruh jumlah pesawat Jerman yg diproduksi. Bahkan 1.000 unit lebih masih diproduksi setelah perang.

Bf 109 adalah tulang punggung dari Luftwaffe pada masa Perang Dunia ke II walaupun perannya mulai digantikan oleh Focke-Wulf Fw 190 sejak tahun 1941. Bf 109 memegang rekor sebagai penghancur pesawat terbanyak di Perang Dunia Ke II. Pada masa aktifnya, Bf 109 memang multi peran/ fungsi seperti pesawat tempur, pesawat pengawal, pesawat penangkal sampai pesawat intai.

3 Top Aces dari Perang dunia ke II, Erich Hartmann, top score fighter ace sepanjang waktu dengan 352 kemenangan resmi, Gerhard Barkhorn dengan 301 kemenangan, and Günther Rall dengan 275 kemenangan. Ketiganya tergabung dalam Jagdgeschwader 52, unit yang eksklusif menerbangkan Bf 109 dan dikenal telah membukukan lebih dari 10.000 kemenangan.

Spesifikasi dari Bf 109 :
  • Tipe: Fighter
  • Perakitan: Bayerische Flugzeugwerke Messerschmitt
  • Desiner: Willy Messerschmitt
  • Penerbangan Perdana: 28 May 1935
  • Diperkenalkan: 1937
  • Status: Pensiun pada tahun 1945 di Luftwaffe dan 1965, di Spanyol
  • Pengguna: Luftwaffe (Jerman),Hungarian Air Force,Italian Social Republic, Romanian Air Force
  • Jumlah produksi: lebih dari 33,000
  • Variants Avia S-99/S-199 & Hispano Aviacion Ha 1112

Nama Messershcmitt adalah legenda. Utamanya buat Luftwaffe (AU Nazi Jerman), Negara Jerman sendiri, bahkan untuk dunia sekalipun. Ibarat pahatan emas namanya tak lekang karena waktu. Kiprahnya di ajang pertempuran udara adalah momok bagi pemburu lain maupun pesawat-pesawat pembom hingga akhir PD II.

Di hari-hari pertama The Battle of Brittain (1940) ia adalah lawan tangguh yang sulit dirontokkan bagi Hawker Hurricane dan Supermarine Spitfire RAF. Inggris benar-benar kewalahan menghadapinya. Kecepatan terbang Bf 109 tinggi sekali. Pemburu itu sangat liar dan ulet. Belum lagi hamburan peluru dari dua senapan mesin MG 17 kaliber 7,9 mm dan dua kanon MG FF/M di dua pod sayapnya, sangat deras dan sulit dibendung.

Hurricane memang punya delapan senapan mesin di sayap jumlah yang lebih besar. Tapi pada saat itu pilot-pilot Luftwaffe telah mengantongi pengalaman di perang saudara Spanyol, invasi ke Polandia dan perang di Perancis. Meski harus pula diakui Luftwaffe, menggempur Inggris bukanlah perkara mudah. Karena serdadu udara Swastika harus menyeberangi selat Inggris yang lebar untuk mencapai lokasi sasaran.

Itu pula sebabnya kondisi geografis Britania akhirnya menguntungkan RAF di akhir pertempuran. Pilot-pilot Messerschmitt banyak yang terperangkap saat kehabisan bahan bakar atau terhunus semua pelurunya lalu tercebur di selat sebelum sampai kembali ke Pangkalannya. Lain dengan pilot-pilot RAF yang bisa ‘loncat’ menyelamatkan diri pada saat kritis dan terjun di daratannya.


Bayerische Flugzeugwerke

The man behind the machine, Wilhelm "Willy" Emil Messerschmitt, mungkin tak pernah bermimpi bila kelak di kemudian hari ia akan menjadi orang besar setelah membuat penempur legendaris yang terkenal di seluruh dunia khususnya dalam era PD II. Anak pedagang anggur yang lahir di tanah merah Frankfurt-am-Main pada 26 Juni 1898 itu tumbuh sebagai anak biasa saja layaknya anak-anak pedagang anggur lainnya.

Yang membedakannya, karena Emil remaja sudah punya rasa ketertarikan yang tinggi untuk mendalami ilmu tentang pesawat. Hingga tiga tahun setelah kelulusannya dari Munich Institute of Technology dengan mengantongi ijazah Dipl.Ing (1923), Willy kemudian bergabung dengan Bayerische Flugzeugwerke di Augsburg sebagai kepala desainer merangkap enjinir. Kepiawaiannya dalam merancang pesawat, dibuktikan Willy dua tahun sebelum prosesi wisuda. Ketika ia membuat pesawat tak bermesin, glider.


Bmesserschmitt

Pada awal kariernya, Willy memang lebih tertarik pada glider dan pesawat amfibi. Empat belas tahun sebelum merancang pemburu monumentalnya Bf 109, pun ia lebih banyak berkutat dalam perancangan pesawat sipil. Lebih-lebih iklim pada saat itu memang masih terikat panas oleh perjanjian Versailles (Treaty of Versailles) usai PD I pada 1919 yang merestriksi pembangunan pesawat-pesawat perang.

Diluar Bayerische Flugzeugwerke, Willy sebenarnya membangun industri sendiri. Namanya Messerschmitt Flugzeugbau. Di perusahaannya ia menjual rancangan-rancangan pesawat sipil empat hingga sepuluh penumpang. Dan atas prakarsa pemerintah akhirnya kedua perusahaan itu dilebur menjadi Bayerische Flugzegwerke Allgemeine Gesselschaft (BFW) bermarkas di Augsburg-Haunsletten. Pesawat sipil rancangan Willy pun diproduksi dengan kode M.18, M.20, M.24 dan M.28.

Hingga musim semi 1934 pun BFW masih mengeluarkan pesawat sipil, Yakni M.37. Prototipe yang kemudian menjadi Bf 108 Taifun ("Typhoon"). Pesawat transpor ringan empat penumpang ini dilombakan dalam international tourist aircraf competition. Rancangan Willy kali ini memang bisa disebut gagal karena tidak banyak dipesan. Tapi banyak orang mengagumi desain cantilever sayap rendah dan roda lipatnya yang impresif.

Dan, semua berubah. Ketika pada tahun yang sama terdengar kabar yang berhembus dari Reichsluftfahrtministerium (RLM Kementrian Udara). Isinya; Adolf Hitler akan segera membangun kesatuan udara Nazi Jerman! Dan ia menginginkan sebuah pemburu ringan yang dapat diandalkan sebagai kekuatan utama.


Surat Herman Goring

Saat Hitler benar-benar mengumandangkan pembentukan Luftwaffe 1 Maret 1935, perjanjian Versailes perlahan mulai luntur. Terlebih ketika ia berpidato lagi di hari keenambelas pada bulan yang sama: "Jerman harus dipersenjatai!" ungkapnya. Seketika industri militer pun tumbuh lagi, menggulingkan pengembangan pesawat sipil yang sudah mulai menemukan platform-nya. Bahkan dapat dikatakan kebangkitan Jerman dalam dalam menorkan pesawat perang pada era ini adalah yang tercepat dan tersubur dibanding negara-negara lain.

Ketika nominasi industri pesawat yang boleh ikut berkompetisi untuk membuat pesawat yang diinginkan Hitler akan diputuskan, hampir saja BFW tidak disertakan oleh kementerian udara. Seorang pejabat di kementerian, Erhard Milch, yang memendam sentimen pribadi kepada Willy menilai BFW tidak bakal becus membuat penempur. Tapi Herman Goring yang memegang jabatan tertinggi sebagai menteri udara mengirim surat khusus kepada Willy untuk segera menyiapkan rancangannya dan ikut berlomba.

Hasilnya luar biasa. Musim gugur 1936, Bf 109 rancangan Willy dinyatakan menang menyisihkan Heinkel He 112, Arado Ar 80, dan Focke-Wulf dengan Fw 159. Dan Willy membuat Bf 109 dari desain Bf 108 yang kurang dilirik pembeli itu.

Namun, belum lagi Bf 109 menghela nafas setelah masuk jajaran luftwaffe, Juli 1936 Spanyol dilanda perang saudara. Kubu AD sayap kanan (Nasionalis Konservatif) pimpinan Jenderal Francisco Franco y Bahamonde melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan Republik yang dianggap korup dan tidak efektif. Jerman menyokong Bahamonde yang sangat minim mesin perang udaranya untuk melumat pemburu Nieport-Delage NiD.52 yang sudah ketinggalan zaman milik pemerintahan Republik. Namun tanpa diduga kubu sayap kiri Republik juga dilindungi Soviet. Terciptalah ajang pertempuran pesawat-pesawat Jerman dengan pesawat Soviet, Polikarpov I-15 yang bersayap ganda, I-16 yang lebih setaraf dengan Bf 109 hingga pembom SB2.

Bf 109 tipe awal V4 yang diturunkan Hitler, memang sedikit kedodoran menghadapi pilot-pilot Polikarpov. Tapi untunglah varian kedua Bf-109B-1 "Bertha" sudah rampung. Bertha ikut merangsek. Pertempuran jadi makin sengit.

I-16 memang lawan paling seimbang bagi Bf 109B. Dua-duanya punya keunggulan. Meski Bf 109 kalah dalam hal manuverabilitas dan kecepatan menanjak, Tapi I-16 tak berdaya ketika harus bertempur di atas ketinggian 3.000 meter. Kecepatan level flight dan kemampuan menukik Bf 109 jauh lebih hebat. Tak salah bila Bf 109 mampu melumat Polikarpov dari atas atau membokongnya dari belakang secara tiba-tiba.

Hanya, pasukan Nazi Jerman pun bukan tanpa korban. Unteroffizier Guido Honess adalah tumbal pertama pilot Luftwaffe di medan perang. Tapi sebelum dijemput ajal, dalam operasi Brunnet ini Honess bersama Letnan Rolf Pingel berhasil menjatuhkan dua pembom SB-2 Soviet di kubu Republik. Mereka adalah pelukis udara pertama bagi pilot Luftwaffe. Honess menambahnya dengan menembak dua Aero A-101 serta tiga I-16 oleh Pingel, Feldwebel Adolf Buhl dan Feldwebel Petter Boddem. Pihak Republik memang mengklaim bahwa satu SB-2 bukan dijatuhkan "Bertha" melainkan oleh Fiat C.R.32 dari fasis Italia yang juga bergabung di kubu Nasionalis.

Dalam penyerangan kedua di The Battle of Ebro antara Juli hingga Oktober 1938, Komandan Jagdgruppe (grup tempur) 3 Staffel 3.J/88 Oberleutnant, Werner Molders mengangkat Bf 109 dalam pola serang baru dengan nama Vierfingerschwarm atau formasi empat jari. Konsep penggabungan dua rotte dengan dua elemen dasar dalam satu Staffel. Formasi yang bisa berubah secara mendadak menjadi berbagai penyerangan yang tak terduga musuh.

Tak salah bila Molder pribadi menjadi Ace di Condor Legion setelah meraih empat belas kemenangan. Dia pula lah yang menjadi pilot tempur pertama yang meraih angka 100 "kill". Ibarat dahaga yang tak pernah luruh, Bf 109 terus terlibat dalam perambahan perang udara. Semua medan perang di belahan Eropa disapunya dengan ganas. Hitler makin menjadi-jadi. Invasi terus dilakukan; ke Belgia, Polandia, Denmark, Norwegia, Inggris, Belanda hingga invasi terakhir ke negara beruang merah menjelang akhir PD II dalam operasi Barbarosa.


"Toni" di Graf Zeppelin

Saat pulang dari ajang laga The Battle of Ebro tahun 1938, versi "Emil" Me-109E mulai diproduksi. Melanjutkan pengembangan versi prototipe, "Bertha", "Clara" dan "Dora". Disinilah mulai terlihat perbedaan pemakaian prefiks Bf dan Me untuk Satu-kosong-Sembilan. Bahkan dalam beberapa dekade pada era tersebut para historian masih sempat beradu argumen tentang hal ini. Karena sejak versi "Emil" dan seterusnya penulisan Satu-Kosong-Sembilang kadang menggunakan prefiks Me atau Bf.

Entah karena "apa" pula, sejak tahun 1938 Willy memang lebih senang memberi kode Me untuk pesawat 109 rancangannya. Tapi yang jelas seiring waktu itu Willy memang memegang puncak pimpinan tertinggi di BFW dan kemudian hari mengakuisisinya menjadi Messerschmitt.

Dan bukan karena kebetulan bila versi "Emil" menjadi varian yang paling kesohor dari 33.000 Bf(Me) 109 yang berhasil diproduksi termasuk yang diproduksi di luar Jerman. Padahal setelah "Emil" masih banyak varian lain. mulai dari "Franz", "Gustav", "Toni" hingga "Zwilling" untuk Me-109Z. "Toni" adalah sebutan untuk versi angkatan laut Me-109T (Tragger kapal induk) yang dibuat dengan konfigurasi sayap lebih lebar dan dilengkapi arrester hook. Pemburu ini ditempatkan pada geladak Graf Zeppelin.

Kisah pemburu One-Oh-Nine memang tak cukup diceritakan dalam uraian singkat. Bagaimana pula ceritanya hingga ia bisa melahirkan Kanone (istilah untuk Ace di Jerman) terbesar sepanjang sejarah, Erich Hartmann yang mampu menggasak 352 lawan di udara dengan pemburu ini. Kemengangan pertamanya ketika ia menembak jatuh pemburu Soviet Il-2 Sthurmovik. Pemburu terbanyak yang pernah dibuat, melampaui angka 33.000 Bf 109.

Sumber :
www.bluefame.com
www.en.wikipedia.org
www.forum.axishistory.com
www.alifrafikkhan.blogspot.com