Pemboman di Teluk Balikpapan Oleh Pemberontakan Permesta

Pagi subuh tanggal 28 April 1958 sebuah pesawat bermesin dua, berwarna hitam kehijauan tanpa tanda dan nomor, terbang rendah dan bergemuruh di atas pelabuhan Balikpapan di Kalimantan.Tidak lama kemudian terdengar dentuman suara bom-bom yang berjatuhan dari ruang bom di pesawat, dan kapal tanker minyak British Eagle “San Flaviano” yang berbobot 1800 ton s.t.s meledak dalam beberapa rentetan ledakan sehingga bagian belakang kapal hancur, terbakar, dan hanya kapal tanker Shell “Daronia” yang terhindar dari serangan bom karena bom yang ditujukan padanya yang dijatuhkan dari ketinggian 80 feet jatuh di laut dan tidak meledak. 

Kapal perang Indonesia KRI “Hang Tuah” yang berukuran lebih kecil, sedang berlabuh di mulut pelabuhan dengan tujuan melindungi kawasan tersebut, juga kena bom, meledak dalam kobaran api. Perusahaan minyak Royal Dutch Shell, segera menutup instalasinya di Balikpapan dan mengirim signal ke kapal-kapal tanker minyaknya untuk menghindari daerah tersebut.

Kapal Tangker Britis Eagle terkena bom

Bom dijatuhkan dari pesawat pembom B-26 Invader, yang dikemudikan oleh ex Let. Kol. William H Beale Jr, berusia 37 tahun dari Angkatan Udara Amerika. Pada waktu melakukan pemboman, William”Bill” Beale melaksanakan operasi atas nama “AUREV” PRRI/Permesta. Sangat melegakan karena tidak ada korban jiwa di “San Flaviano” pada peristiwa tersebut., semua awak kapal diselamatkan oleh kapal tanker Shell “MV Daronia”.

Ketika kapal terbakar semua orang menyelamatkan diri dengan menggunakan dua kapal pelampung dalam waktu 4 menit, ini merupakan pelarian yang sangat menakjubkan, karena kapal hampir tidak berbentuk lagi dan penuh dengan gas dari minyak mentah.

Bom menghantam di sisi kanan kapal di bagian tengahnya sehingga seluruh dek terbakar. Dibayangkan mungkin seperti neraka, karena sudah pasti ledakan pada tanki akan menyebabkan kebakaran yang hebat, sehingga seluruh awak kapal menyelamatkan diri. Kebakaran di sisi kanan kapal, berarti hanya perahu pelampung di buritan kapal yang bisa diakses. Akomodasi bagian tengah kapal sudah lenyap dalam kobaran api, sehingga 30 awak kapal harus bersesakan dam satu perahu pelampung dan 7 awak kapal lainnya di perahu yang lain. 

Chief mengatakan, “panas di belakang sangat terasa karena butuh waktu untuk kami menurunkan perahu pelampung dari tempatnya”. Pembantu Kesatu dan Ketiga bersama dengan awak magang MacNamara, setelah memanjat tiang kapal, berlari di kemiringan dek kapal, lalu meluncur mengunakan tali jangkar lalu diselamatkan oleh perahu pelampung, yang sudah siap berada di sisi kapal. Bukanlah hal yang mudah untuk masuk ke perahu ketika kapal sudah semakin dipenuhi air, miring pada sisi kanan kapal, dan beberapa awak harus meluncur turun. 

Sementara itu Staf Mesin Kedua Barford mengira generator diesel yang meledak, sedangkan Staf Mesin Junior Seddon selama 1 – 2 menit tidak menyadari apa yang terjadi, namun akhirnya sadar lalu meloncat dan dijemput oleh satu dari perahu pelampung. Kepala Mesin Wilberg yang lebih tenang menghadapi keadaan tersebut, dengan tenang mengumpulkan beberapa barang miliknya dan tiba di perahu pelampung juga dalam keadaan sangat tenang.

Capt Bright medayung perahu yang berisi 6 awak, termasuk di dalamnya Mrs Smith, istri Chief Officer yang dengan gagahnya ikut mendayung. Setelah diselamatkan 26 awak kapal kembali ke Singapore dengan menggunakan kapal “MV Daronia” yang berangkat pada hari yang sama saat terjadi ledakan, sedangkan 24 lainnya berangkat beberapa hari kemudian dengan menggunakan kapal MS “Dromus”. 

Di Singapore Perusahaan Shell membantu menyediakan pakaian dan kebutuhan lainnya karena semua barang mereka lenyap karena peristiwa tersebut. Lalu selanjutnya seluruhnya kembali ke rumah/kota masing-masing dengan menggunakan pesawat BOAC Britania. Sementara itu Capt. Bright dan Kepala Mesin Wilberg dan lima awak senior masih berada di Balikpapan, Untuk menyelesaikan berkas-berkas laporan mengenai peristiwa itu.

setelah pemboman

Laporan resmi terakhir tentang tenggelamnya “San Flaviano”, bahwa kapal tersebut tenggelam di sisi barat gerbang masuk perairan Pelabuhan Balikpapan, di luar lalu lintas kapal.

Sumber : dari berbagai sumber

---end---